Sugeng Rawuh | Wilujeng Sumping | Selamet Dheteng | Rahajeng Rauh | Salamaik Datang | Horas | Mejuah-Juah | Nakavamo | Slamate Iyoma| Slamate Illai | Pulih Rawuh | Maimo Lubat |

Perjalanan Pulang

Ooops, D5 yang mana neh, berdereeeeeet angkot D5 siap mengantar kami kemana saja. “engga pak terima kasih”, kamipun bergegas keluar dari area stasiun..fiuh, capek ngejawab, diem dikata sombong. Di jalan besar kami belok kiri untuk sedikit menjauh dari area stasiun. Akhirnya D5 pun nongol, dan siap membawa kami kembali keterminal, karena kondisinya aga penuh, sang tukang jepret duduk di muka, duduk disamping pak sopir yang sedang bekerja, mengendali angkot supaya baik jalannya, hey tuk tik tak (udah-udah, cukup nyanyinya…).

Ternyata ga semua tukang angkot bertabiat agresif seperti tadi, ada juga yang ramah, ini satu buktinya. Sang tukang jepret sama sopir angkot bisa ngobrol banyak, bahkan kami kagum dengan cara dia bawa angkot, biar kata ngebut tapi aluuus, ga kaya di Bandung, pelan aja bisa bikin kami pengen muntah (karena bawanya ajrut-ajrutan kaya orang belajar nyetir…^^) apalagi kenceng. Oooo…patut nyetirnya alus, ternyata akang tukang angkotnya dulu pernah jadi sopir travel jurusan Bandung – Jakarta. Dengan ongkos yang sama, Rp. 2.500 sudah membawa kami ke pangkalan angkot belakang terminal Harjamukti.
Selesaikah perjalanan kami? Belum, kami harus menghadapi tantangan berikutnya, yaitu calo bus di terminal. Ketika ditanya dengan mantab kita menjawab, Bandung, dan yang merasa bukan tujuan Bandung akan minggir dengan sendirinya. Suasana sudah mulai sepi, saat itu pukul 17.00 an kurang lebih. Dan hanya satu bus ke arah Bandung, Bhineka (lagi?) yak, tapi bukan bhineka seperti pas berangkat tadi, yang ini lebih bagusan. Ongkosnya pun sama, Rp. 35.000 (harga pas tak bisa ditawar). Seperti dugaan kami, bus berjalan merayap karena kondisi ujan plus macet sampai akhirnya kami sampai di terminal Cicaheum pukul 22.30 an. Hampir 5.5 jam kawan. Oiyya seperti halnya saat berangkat, saat ke arah Bandung pun bus berhenti di Sumedang untuk istirahat, (umumnya ke kamar kecil karena AC nya kenceng n bus ga ada toiletnya). Dari sini kami ambil angkot 07 ke arah Dipati Ukur, FYI, angkot malam tarifnya gila-gilaan, pada saat berangkat Rp. 2.500 pulangnya minta Rp. 4.000. Perjalanan berakhir pukul 23.00.
Sekarang urusan keuangan. Begini rinciannya.
1. Angkot 07, Dipati Ukur – Cicaheum, Rp. 6.500 PP
2. Bus Bandung – Cirebon, Rp. 70.000 PP
3. Angkot D5, Rp. 5.000 PP
4. Tiket Kraton, Rp. 7.000 (Kanoman + Kasepuhan + kamera)
5. Nasi Lengko, Rp. 6.000.
Total Jenderal Rp. 94.500, belum termasuk guide kraton ya, total guide Rp. 60.000 dibagi jumlah anggota. Jadi kurang lebih semuanya Rp. 110.000. Kalau kawan-kawan tidak keburu waktu, mungkin bisa naik yang ekonomi busnya, lebih murah ongkosnya, dan dapat menekan biaya yang lumayan, biaya sisanya bisa dipake buat penginepan kalo mau nginep. Di jalan Siliwangi banyak hotel kok…oke kawan, demikian catatan perjalalan kami ditunggu saran dan masukannya, Sampai jumpa Grage, satu waktu pasti ketemu lagi…salam-salam ^^.
By: Te.

0 comments:

Post a Comment

Indonesia Barat