Sugeng Rawuh | Wilujeng Sumping | Selamet Dheteng | Rahajeng Rauh | Salamaik Datang | Horas | Mejuah-Juah | Nakavamo | Slamate Iyoma| Slamate Illai | Pulih Rawuh | Maimo Lubat |

Tugu Kujang


Dari Kebun Raya kami keluar dan naik angkutan yang ada di depan Kebun Raya, tidak pas di depannya, aga jalan sedikit ke arah kiri, dan disana akan banyak angkot ngetem yang akan siap membawa kita ke Baranangsiang. Apa tandanya? Para calo angkot akan teriak-teriak sekuat tenaga dengan seluruh kemampuannya untuk memprovokasi para calon penumpang agar naik ke angkot yang sedang dipromosikan. Sebenarnya kami ingin jalan, tapi karena kami tertipu daya calo angkot itu, akhirnya kami naik, dan tidak sampai 10 menit, kami sudah sampai di lampu merah, yang di depannya ada objek yang sedang kami cari, Tugu Kujang.


Tugu Kujang sering juga disebut Tugu Bogor, karena letaknya di Bogor, kalau di Bandung, namanya Tugu Bandung, kalau di Yogya namanya Tugu Yogya dan seterusnya tergantung selera...^^ tugu ini didirikan untuk menghormati peresmian Ibukota Pakuan Padjadjaran yang dipimpin oleh Prabu Siliwangi yang ditunjukkan dengan simbol Kujang, senjata rakyat dan panji kebesaran Pajajaran berlekuk tujuh dengan tiga lubang di bagian pinggiran dan satu pubang di tengah (bisa kegambar ga? Kalau g bisa pantengin aja simbol UNPAD, cihuy...promosi...^^). Tujuan lainnya adalah untuk mengganti monumen kota simbol pengembalian Bogor dari Inggris ke Belanda tahun 1836 yang dulu terletak di simpang Jl. Ahmad Yani – Sudirman (ntah dimana itu..)
Tugu Kujang
Tugu ini memiliki tinggi 17m dan bagian senjata kujangnya setinggi 6m, terbuat dari Stainless Steel atau logam berlapiskan perunggu dan kuningan. Di setiap menara beton yang berdimensi tiga ini dipasang lambang perisai, lambang KOTA BOGOR, yang terdiri dari gambar Burung Garuda, Istana Kepresidenan, Gunung Gede dan senjata Kujang. Di samping tugu ini di buat semacam apa namanya, duplikat prasasti Lingga dan Batutulis yang berisi: “Dinu kiwari ngancik nu bihari seuja ayeuna samperureun jaga”, terus terang kami tidak tau artinya, tapi kata situs Paskibra Sekolah Semeru Panca Songo, artinya adalah “Apa yang dilakukan hari ini dan hari esok, harus lebih baik dari hari sebelumnya”...
Pas di sini, untung ga hujan, tapi matahari nongol, jadi pas diambil gambarnya aga siluet karena ngelawan matahari (begitu, kembali tukang jepret kami membuat alasan atas fotonya yang gagal...). jadinya foto yang kami unggah di sini juga ala kadarnya gitu, lain kali kalau sempat ke sana lagi akan diperbaiki.
Baiklah perjalanan tuntas sudah pada pukul 5 dan kami melanjutkan ke Baranangsiang yang ditempuh dengan berjalan kaki kurang dari 10 menit. Lokasi terminal sebelah kanan jalan, jadi kami harus menyebrang terlebih dahulu...kami menyebrang dulu, nanti dilanjutkan lagi...^^

0 comments:

Post a Comment

Indonesia Barat