Sugeng Rawuh | Wilujeng Sumping | Selamet Dheteng | Rahajeng Rauh | Salamaik Datang | Horas | Mejuah-Juah | Nakavamo | Slamate Iyoma| Slamate Illai | Pulih Rawuh | Maimo Lubat |

Balai Kota Cirebon


Rutenya cukup sederhana, dari alun-alun sisi Jl. Siliwangi kita luruuuus aja kurang lebih 500 m, maka di kiri jalan akan ketemu dengan Balai Kota Cirebon, sedangkan di seberangnya terdapat kantor DPRD Cirebon. Sangat susah mencari tahu asal usul bangunan ini, sehingga informasi yang kami dapatkan sangat minim (mungkin kawan-kawan kalau ada masukan dan informasi tentang Balai Kota ini kasi koment yak, biar bisa kami revisi dan perbaiki lagi tulisannya…^^). 


Yang kami tahu tentang Balai Kota ini adalah, bahwa gedung Balai Kota (Raadhuis) ini dibangun pada tahun 1927, dengan gaya arsitektur art deco (tu kan art deco lagi, art deco lagi…apaan si itu? Ada komentar?) karya JJ. Jiskoot, kepala Dinas PU Cirebon pada tahun 1927. Balai kota ini disebut juga oleh masyarakat setempat sebagai Balai Udang, hal ini mengingat adanya delapan ekor udang yang merayap di kedua menaranya. Adanya udang yang merayap ini menegaskan riwayat Cirebon sebagai kota udang. Letak Balai Kota ini tepatnya di Jl. Siliwangi 84.
Kami sampai di Balai Kota beberapa menit setelah pukul 16.00, mau masuk segan karena bapak-bapak Satpol PP siap siaga di depan. Mau ijin hanya sekedar ambil gambar kurang enak juga, dari tempat kami berdiri juga dapat gambar yang lumayan (lumayan ancur atau lumayan apa neh? Muji kok diri sendiri…^^). Sekedar informasi buat kawan-kawan, khususnya seperti kami yang bukan asli Cirebon, ada wacana Cirebon akan menjadi propinsi yang merdeka loh. Wacana ini sudah santer terjadi, Jawa Baratpun wacananya akan mengubah namanya menjadi Propinsi Priangan. Wah-wah kayaknya isu suku menjadi sentra utama neh, Jawa Barat kayaknya enggan memakai nama Jawa di depannya karena mereka sunda dan priangan (plus sejarah panjang tentang perseteruan Jawa – Sunda pada era Majapahit). Nah, kalo isu suku sudah menjadi faktor, o ouw, Republik ini harus siap-siap beranak pinak menjadi propinsi-propinsi baru, atau bahkan menjadi negara bagian-negara bagian yang otonom. Fiuh..ntah lah, males mikirnya…baiknya perjalanan kami lanjutkan ke Stasiun Kejaksan saja.

0 comments:

Post a Comment

Indonesia Barat